wiwiesaripoetri.blogspot.com

Jumat, 04 Februari 2011

Warta Kimia

matahari memancarkan gelombang cahaya dengan frekuensi tertentu. bagian dari frekuensi tersebut merupakan frekuensi vahaya tampak yang dapat di tangkap oleh mata manusia. jika spektrum cahaya matahari yang mengenai mata kita masih terdiri atas seluruh spektrum cahay tampak, matahari akan terlihat putih dan spektrum cahaya tampak ini akan menyinari atmosfer bumi. atmosfer bumi terdiri atas gas-gas yang mengandung bermacam-macam partikel dan unsur. dua unsur utama yang terkandung dalam atmosfer bumi adalah oksigen dan netrogen. kedua unsur kedua unsur ini sangat efektif untuk menghemburkan spektrum cahaya tampak yang mempunyai frekuensi tinggi atau panjang gelombang yang pendek.
akibatnya, atmosfer bumi dengan mudah menghemburkan spektrum warna ungu, nila, dan biru yang mempunyai frekuensi lebih tinggi. mata manusia lebih sensitif terhadap warna biru daripada warna nila dan ungu. sehingga langit terlihat berwarna biru. sementara itu, hanya ada sedikit cahaya tampak dari matahari dengan frekuensi lebih rendah yang di hemburkan oleh atmosfer bumi. cahaya dengan warna merah, jingga, dan kuning memiliki frekuensi lebih rendah. warna tersebut akak menembus atmosfer bumi dan terlihat oleh mata kita. tetapi, intensitas ketiga warna tersebut tidak sama dan warna kuning lebih mendomonasi sehingga matahari terlihat berwarna kuning sampai dengan siang hari. tampilan dengan cahaya matahari yang terlihat oleh mata kita berubah dari waktu kewaktu dan berwarna jingga saat matahari akan terbenam. saat matahari berada di horizon(saat terbit dan terbenam), lintasan yang ditempuh cahaya matahari semakin jauh sehingga jumlah kuning yang di hamburkan relatif lebih besar daripada warna jingga. hal ini mengakibatkan intensitas warna jingga yang sampai di mata kita lebih dominan sehingga matahari terbenam terlihat jingga.

1 komentar: